Popular Posts of The Week

February 28, 2018

Jakarta China Town Walking Tour (Part 1) : Candra Naya Mansion

Beberapa waktu lalu, tidak sengaja gue melihat iklan di Instagram mengenai Jakarta China Town Walking Tour yang diadakan oleh Walkindies Travel. Paket tour tersebut dibuat untuk setengah hari saja dengan tujuan ke beberapa situs bersejarah yang berkaitan dengan peradaban thionghoa di Kota Jakarta. 

Harga normalnya adalah Rp. 250.000,- / orang include jasa tour guide (dual bahasa), air mineral, Jakarta pocket map, tasting food kuliner khas setempat, dan donasi untuk tempat ibadah yang dikunjungi. Tapi karena sedang ada promo untuk pendaftaran 2 orang sekaligus, maka gue dan teman gue mendapatkan harga Rp. 200.000,- / orang.  

Jadwal tour adalah di hari Sabtu pagi, tepatnya seminggu setelah Hari Raya Imlek. Untuk lokasi pertemuannya adalah di depan lobi Novotel Gajah Mada sekitar jam 8.30 pagi. 

Setelah seluruh peserta tour berkumpul, briefing pun dimulai. Ada 6 orang peserta dan 4 orang diantaranya adalah turis asing. YA! Itu artinya yang turis lokal hanya gue dan teman gue :D Tidak lama setelah briefing, acara tour pun langsung dimulai. Tujuan pertama adalah Candra Naya Mansion, karena lokasinya memang berada persis di samping lobi Novotel Gajah Mada. 

Penampakan Depan Candra Naya Mansion
Penampakan Samping GEDUNG DEPAN

Okay, gue mau menceritakan lebih detail tentang apa yang gue tau, siap-siap yah, postingan ini akan cukup panjang, HAHA. Foto di atas adalah penampakan depan dari Candra Naya Mansion yang merupakan bangunan asli dari jaman dahulu kala. Tidak ada yang tau persis usia bangunan ini, tapi sejarahwan memprediksi bangunan ini sudah berdiri sejak tahun 1807.

Jadi sebenarnya bangunan asli Candra Naya Mansion itu terdiri dari 4 Gedung, antara lain : Gedung Depan (yang ada di foto atas - dulunya berfungsi sebagai kantor), Gedung Sayap Kanan dan Sayap Kiri (yang sudah dihancurkan dan akhirnya dibangun lagi replikanya - entah dulunya berfungsi sebagai apa), dan Gedung Tingkat Dua yang berada di belakang Gedung Depan (yang juga sudah dihancurkan namun tidak dibangun lagi replikanya - dulunya berfungsi sebagai tempat tinggal). Sampai disini, kira-kira kalian sudah bisa membayangkan belum kondisi dan posisi Candra Naya Mansion dijaman dahulu kala? :)

Sebenarnya banyak mitos yang beredar mengenai Gedung Depan ini, ada yang bilang Gedung Depan ini tidak bisa dirobohkan sehingga menjadi satu-satunya Gedung Candra Naya Mansion yang tersisa. Tapi menurut penjelasan yang gue dapat, area tanah Candra Naya Mansion ini memang dibeli oleh pihak swasta untuk dijadikan komplek hotel / perkantoran. Oleh pihak swasta, awalnya keberadaan Candra Naya Mansion ini mau dipindahkan ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) untuk dijadikan sebagai cagar budaya di TMII. 

Bagaimana cara memindahkannya? Hmm, dengan cara merobohkan Gedung yang asli dan membangun kembali replikanya di TMII. Tetapi sayangnya, hal tersebut mendapat protes dari banyak pihak, terutama oleh perkumpulan budaya dan Gubernur DKI Jakarta saat itu. Setelah dilakukan perundingan, akhirnya pihak swasta setuju untuk tidak merobohkan Gedung Depan yang tersisa itu, tapi sayangnya Gedung Sayap Kanan dan Sayap Kiri serta Gedung Tingkat Dua sudah terlanjur dirobohkan.

Untuk menata kembali komplek Candra Naya Mansion, akhirnya dibangunlah replika Gedung Sayap Kanan dan Sayap Kiri. Jadi kalau kalian ke sana, jangan bingung yah, yang benar-benar gedung aslinya itu hanyalah Gedung Depan, sedangkan sisanya adalah replika. 

Mari kita masuk ke dalam Gedung Depan :)



Ini adalah kondisi di dalam Gedung Depan yang dijadikan tempat tinggal oleh pemilik Candra Naya Mansion pada saat itu. Posisi seluruh ruang di dalamnya mengikuti aturan Feng Shui yang dipercaya oleh pemilik Candra Naya Mansion dan orang thiong hoa pada umumnya. Hihi.. Seluruh bangunannya masih asli, bahkan sampai ke kusen pintu dan atapnya.

Nah, jika kalian liat foto di atas, ada spot yang memiliki atap semi terbuka, sehingga sinar matahari bisa masuk ke dalamnya. Itu juga bagian dari Feng Shui, lho. Oh yah, kalo sekat yang ada di dekat ruangan bercahaya matahari tersebut, nah itu dulunya digunakan sebagai tempat altar, tempat pemilik rumah menyembah leluhur.

Gedung Depan ini ternyata dijaga oleh seorang security dan supaya gue dkk bisa masuk ke dalamnya, tour guide gue harus mengisi buku tamu terlebih dahulu. Tapi sayangnya gue tidak tau, apakah Gedung Depan ini bebas dimasuki oleh umum (tanpa tour guide) dan apakah ada biayanya. 

Mari kita beralih ke replika Gedung Sayap Kanan dan Kiri.





Ini adalah situasi replika Gedung Sayap Kanan / Kiri nya. Sekarang dijadikan sebagai tempat jualan makanan, salah satunya adalah Kopi Oey. Karena saat itu masih pagi, jadi belum ada tempat makan yang buka. 

Mari jalan sedikit ke area belakang Gedung Depan..



Nah, ini adalah pintu belakang dari Gedung Depan. Pintu belakang ini sudah lama tidak buka lagi (katanya sih begitu). Gue sangat suka spot ini karena ada kolam ikannya yang jernih, lengkap dengan ikannya yang cukup banyak dan besar-besar, serta ada beberapa bunga teratai segar di atasnya.

Di dekat kolam ikan, terdapat sejenis pendopo, nah di lokasi pendopo inilah tempat berdirinya Gedung Tingkat Dua yang sudah terlanjur dirobohkan dahulu. 



Gedung tinggi di belakang pendopo itu adalah bagian dari Novotel Gajah Mada. Jadi bisa kalian bayangkan yah, lokasi Candra Naya Mansion ini benar-benar 'nemplok' di tengah-tengah Novotel Gajah Mada yang sudah merupakan gedung modern. 

Sebenarnya kalian bisa membaca lebih detail mengenai sejarah kepemilikan Candra Naya Mansion ini di wikipedia, tetapi gue mau cerita sedikit versi yang gue dengar dari tour guide saat itu. 

Candra Naya Mansion ini sebenarnya dimiliki oleh seorang tuan tanah yang kaya raya dimasa itu. Konon katanya, setiap tuan tanah ini memiliki seorang anak atau ketika istrinya melahirkan seorang bayi, maka tuan tanah ini langsung menghadiahi bangunan untuk anaknya tersebut. Candra Naya Mansion ini adalah hadiah untuk anak pertamanya yang kemudian menjadi seorang mayor. 

Nah, jadi jangan bingung atau kaget yah kalau kalian juga mengetahui ada bangunan lain di sekitar Kota Jakarta yang merupakan 'adik' dari bangunan ini. Bisa jadi itu adalah hadiah dari sang tuan tanah untuk anaknya yang lain. Hehe..

Anyway ini baru spot pertama yang gue dkk kunjungi yah, tapi ceritanya sudah panjang lebar.. Kita beralih ke spot berikutnya di postingan berikutnya yah, enjoy! :)




--
Jakarta China Town Walking Tour Series 2018 :

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...